BEKAWAN.CO.ID, NAMANG – Gerakan Pramuka Gugusdepan Bangka Tengah 05.135 – 05.136 Badar Muluk dan Dakim pangkalan SMA Negeri 1 Namang menyelenggarakan kegiatan Kemah Literasi dan Pembentukan Karakter Kelas X Tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan sejak Jumat, 12 Desember hingga Minggu, 14 Desember 2025, bertempat di Bumi Perkemahan SMA Negeri 1 Namang.
Plt. Kepala SMAN 1 Namang, Yakob P. W., S.Pd., mengatakan bahwa kegiatan Pramuka berfungsi sebagai wadah untuk membentuk karakter yang tangkas, trengginas, dan tangguh dalam menyelesaikan masalah hidup.
“Kami berharap setelah selesai kegiatan, siswa menjadi tampil berani dan meningkatkan kemampuan literasinya, cinta lingkungan, serta mampu bersosialisasi dengan baik, menjunjung tinggi kerja sama, gotong royong, dan kolaborasi dengan tim,” ujar Yakob saat membuka kegiatan tersebut.
Acara pembukaan secara resmi ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Plt. Kepala SMAN 1 Namang.
Kegiatan Kemah Literasi dan Pembentukan Karakter ini selaras dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), serta berlandaskan pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Adapun tema yang diusung dalam kegiatan perkemahan ini adalah “Nusantara dalam Aksara: Menggali Kisah dari Tanah Sendiri”. Rangkaian kegiatan yang diikuti peserta kelas X ini meliputi:
Upacara Pembukaan dan Penutupan.
Menulis Surat untuk Ayah dan Ibu.
Pameran buku dan foto.
Nganggung Budaya.
Pentas Seni Literasi.
Membaca Buku dan menulis ringkasan.
Outbond Literasi dan Pembentukan Karakter.
Meilanto, selaku Pembina Pramuka, berharap kegiatan ini dapat meningkatkan minat baca peserta didik, literasi alam, kerja sama, gotong royong, dan berbagai nilai karakter positif lainnya.
Senada dengan pembina, salah satu peserta, Aldi Oktavian, menyampaikan harapannya. “Dengan kemah literasi dan pembentukan karakter, saya berharap para peserta bisa lebih peka terhadap lingkungan, literasi, serta bisa merubah karakter menjadi lebih baik,” kata Aldi.
Kelompok kegiatan peserta kemah sendiri diambil dari nama kampung di Bangka Tengah yang bertujuan untuk mengenali potensi dan sejarah kampung (historiografi) yang ada di Bangka Tengah. Informasi dan materi disampaikan menggunakan tiga bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Bahasa Inggris, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009.
Fitri, S.Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Namang)






























