Pangkalpinang, bekawan.co.id – Aktivis sekaligus paralegal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fauzi Jumal, menilai tindakan penyiraman air keras terhadap Icsan Mokoginta, Jurnalis Trasberita.com menandakan kebebasan pers di provinsi ini sedang terancam.
“Kita memang belum tahu apa motif penyerangan biadab oleh orang tidak dikenal ini. Tapi bung Ichsan adalah wartawan senior yang berintegritas. Penyerangan ini kami nilai berkaitan dengan profesinya sebagai wartawan. Maka saat ini kebebasan pers di Bangka sedang tidak baik-baik saja alias terancam,” ujar Fauzi Jumal, di Pangkalpinang, Minggu (26/11/2023).
Pria yang populer disapa Agung ini juga menjelaskan, profesi wartawan yang dijalankan Icsan Mokoginta adalah profesi yang mulia.
Wartawan adalah penyambung lidah rakyat. Memberitakan kegelisahan dan aspirasi masyarakat.
“Wartawan haruslah dilindungi oleh segenap lapisan masyarakat. Tanpa wartawan maka demokrasi di negeri ini akan hancur. Apa jadinya bila tidak ada wartawan, tindakan semena-mena akan berkeliaran. Masyarakat hanya bisa meratapi sedih nasib tanpa ada yang memperjuangkannya,” tegasnya.
Agung lantas berharap kepolisian dapat mengusut tuntas perbuatan melawan hukum itu dan memberi keadilan bagi Ichsan Mokoginta.
“Saya menaruh hormat pada Polsek Petaling yang merespon cepat peristiwa ini dan kita doakan bersama kepolisian segera mengungkap peristiwa biadab ini agar tidak ada lagi peristiwa serupa,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sabtu (25/11/2023) kemarin, jurnalis Trasberita.com, Ichsan Mokoginta disiram air keras oleh orang tidak dikenal (OTD) di teras depan rumahnya, di Desa Petaling, Kabupaten Bangka.
Berpura-pura menanyakan alamat, OTD mengeluarkan sebuah benda yang diduga kuat air keras dan menyemprotkan ke arah wajah Ichsan Mokoginta.
Beruntung, jurnalis senior di Bangka Belitung ini mampu menepis. Air keras mengenai tangan, menyebabkan luka melepuh. Kepolisian setempat pun sedang mengusut peristiwa ini. (lew)
