BEKAWAN.CO.ID, BANGKA TENGAH – Imbas berhentinya operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di Desa Penyak, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah kini dirasakan masyarakat sekitar.
Diketahui, yang paling berdampak saat ini, tidak hanya bagi pelanggan umum saja tapi juga nelayan yang tinggal di Desa Penyak dan Desa Terentang, dan memang salah satu sumber penghasilan mereka adalah melaut.
Dengan ditutupnya SPBU tersebut, para nelayan harus merasakan kesulitan mencari BBM, yang padahal BBM ini menjadi bagian utama mereka untuk operasional berangkat atau tidaknya melaut.
Mereka mengaku sangat kesulitan mendapatkan BBM dan hal ini menghambat mereka untuk pergi melaut, bahkan sebagian nelayan dari mereka memutuskan untuk berhenti sementara.
Hal tersebut diungkapkan Hendri (39) selaku Ketua Nelayan Desa Penyak, pada Rabu (29/5/2024).
“Kami bingung pak setelah mendengar kabar SPBU Penyak ditutup, alhasil kami bingung dan kesulitan untuk memperoleh BBM,” ungkapnya kepada Bekawan.co.id.
Dia katakan, disaat kondisi penghasilan yang tidak menentu ini mau tidak mau mereka harus rela membeli eceran dengan harga yang jauh lebih mahal.
“Nelayan kami disini ada sekitar 100 orang pak, sebagian dari ada masih jalan, ada juga yang sudah berhenti, yang berhenti ini ada 30 orang ,” ucap Hendri.
“Untuk sekali bepergian itu, kami membutuhkan sekitar 20 Liter Minyak, mau tidak mau kami harus beli eceran dan itu juga sulit mendapatkannya,” tambahnya.
Ia pun berharap, ada titik terang atas imbas kejadian ini yang telah menimpa mereka, dan berharap kalau bisa sebelum SPBU buka kembali, ada SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) sementara di Desa Penyak.
“Kami nelayan kecil pesisir pantai, kami nelayan sangat berharap ada kemudahan untuk mendapatkan BBM seperti biasanya,” tuturnya. *