BEKAWAN.CO.ID, BANGKA TENGAH – Permasalahan yang terjadi pada 400 Petani yang di Blacklist gara-gara program jahe merah Erzaldi kini kian memburuk. Bahkan, dari PT. Berkah Rempah Makmur (BRM) hingga kini melempar tanggung jawab atas kesusahan masyarakat petani Jahe Merah.
Mas Piat mantan pegawai PT.BRM yang saat itu menjabat sebagai pendampingan Jahe Merah mengatakan, dirinya tidak tahu sosialiasi yang dilakukan oleh tim sosialisasi PT. BRM ke lapangan untuk menjelaskan program ini.
“Kalau masalah masyarakat tidak tau ini pinjaman itu urusan tim sosialisasi yakni basrin, Siska dan sari. Saya hanya pendamping teknis penanaman Jahe Merah saja, ” ucapnya kepada awak media, Kamis (4/1/2024 di Kantor Dinas pertanian dan pangan Bangka Tengah di Koba.
Piat juga menjelaskan, gagalnya program jahe merah ini karena faktor alam yang mempengaruhi pertumbuhan jahe merah yang tidak diduga oleh dirinya sebagai pelaku dan petani jahe merah.
“Jahe merah awalnya saya tanam gak ada masalah. Saya gak nyangka saat kami tanam jamaah malah diserah penyakit bercak tanam, cuaca ekstrim, pusario dan juga penyakit lainnya. Saya aja bingung,” jelas Mas Piat.
Mas piat juga menegaskan, dirinya tak tahu masalah akan sampai seperti ini karena 3 bulan awal penanaman semua jahe merah tanamannya segar dan sangat luar biasa.
“Habis 6 bulan langsung diserang penyakit, cuaca dan semuanya. Kami aja gak nyangka seperti ini. Setelah mempelajari dengan dalam, jahe merah ternyata masa kritisnya di umur 4 bulan. Jadi disitulah penyakit menyerang karena lengah melihat segarnya,” jelasnya.
Dirinya kembali menegaskan, dirinya tidak terlibat apapun dalam hal sosialisasi dan program KUR ke masyarakat. Ia hanya ditunjuk pak Erzaldi sebagai pendamping petani.
“Saya tegaskan saya tidak terlibat apapun dalam sosialisasi dalam hal sosialisasi dari KUR, programnya dan lainnya. Saya hanya di lapangan sebagai pendamping petani saja,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Bangka Tengah Dr. Dian menegaskan jika Bangka Tengah tidak terlibat dalam program jahe merah dari anggaran, teknis dan mou kerja sama.
“Pemkab Bangka Tengah tak pernah dilibatkan dari awal program jahe merah. Program ini kerja sama antara PT. BRM dan juga Bank Sumsel Babel. Jadi kami tegaskan kami Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah tidak tetlibat di program Jahe Merah, ” tegas Dian.
Dian menegaskan, pihaknya tidak pernah tau 400 petani Bangka Tengah Jahe Merah yang sudah bekerja sama dengan PT. BRM dan Bank Sumsel.
“Ini program provinsi dan bukan program kabupaten Bangka Tengah. Itu saja,” ujarnya.
“Kami tak pernah diikut sertakan dalam hal teknis, administrasi, data dan semuanya. Jadi kami bahkan tak tau bagaimana masalah ini sebenarnya, ” tutupnya.
Sementara itu, Siska selaku Kordinator Sosialisasi menegaskan, dirinya hanya pemegang kunci kantor dan dilempar kembali ke pak basrin.
“Pak basrin atasan saya. Coba tanya saja ya. Saya cuma memegang kunci kantor saja,” ucapnya singkat. (Bkw)