Bekawan.co.id, Bangka Tengah – Pemerintah pusat telah memproyeksi kemungkinan terjadinya krisis ekonomi tahun 2023 yang dapat menganggu stabilitas dalam negeri.
Meskipun demikian, Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman optimis di tahun 2023 ini wilayah Bangka Tengah tidak akan kesulitan pada sektor pangan. Karena sektor tersebut menjadi salah satu fokus pemerintah agar ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat tetap terjaga.
“Seperti digambarkan pada Tahun 2023 kita akan kesulitan di sektor pangan, tapi karena Bangka Tengah memiliki daratan yang luas, saya meyakini hal tersebut kemungkinan kecil tidak akan terjadi untuk Bangka Tengah,” ujarnya kepada Bekawan.co.id, Koba, Minggu (29/1/2023).
Ia menuturkan, hingga saat ini pihaknya selalu memanfaatkan lahan kritis dan kosong untuk ditanami hortikultura (budidaya tanaman kebun – red).
“Seperti saat ini kita terus bergerak menanam cabai dan bawang merah dan alhamdulillah beberapa waktu lalu kita dapat pengahargaan dari Bank Indonesia sebagai salah satu daerah yang sangat menunjang dalam meningkatkan ketahanan pangan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan fenomena perubahan iklim masih jadi salah satu faktor berpengaruh bagi sektor pertanian dan pangan di Bangka Tengah.
“Sebagai Antipasi dampak perubahan iklim ini, kita sudah mengamankan produksi pangan dan menyiapkan langkah adaptasi serta mitigasi, seperti memanfaatkan lahan krisis,” ucapnya.
Algafry menyebutkan, selain memanfaatkan lahan kosong, pihaknya juga terus mendukung pelaku UMKM guna memajukan perekonomian Bangka Tengah.
“UMKM sendiri saya pikir insyaallah tidak ada masalah, karena pergerakan kita selain pertanian dan perkebunan, kita juga ada sawit, yang saya anggap potensial untuk menggerakkan perekonomian masyarakat,” tuturnya.
“Sehingga akan ada perputaran dan masyarakat akan tetap membeli dagangan para pelaku UMKM,” tutupnya. (Robie)