BEKAWAN.CO.ID, KOBA – Kasus tindak kekerasan terindikasi mengalami perbaikan secara nasional. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mendorong kabupaten/kota untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam upaya mencegah dan menurunkan kasus kekerasan di wilayah masing-masing.
Terkait dengan hal ini Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) melaksanakan rapat koordinasi yang digelar di Ruang Rapat VIP Kantor Bupati Bangka Tengah, Kamis (17/10/2024).
Rakor ini menghadirkan 60 peserta yang terdiri atas perwakilan OPD di Bangka Tengah, Camat, Lurah/Kades, Korwil Pendidikan, juga perwakilan bidang/badan/organisasi/forum yang terkait.
Acara dibuka oleh Tamimi selaku Staf Ahli Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Keuangan Kabupaten Bangka Tengah. Disampaikannya bahwa pertemuan kali ini bertujuan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi mengatasi isu kekerasan terhadap anak, khususnya di Bangka Tengah.
“Karena tidak mungkin isu sebesar ini hanya menjadi tanggung jawab satu OPD atau satu dinas saja, melainkan melibatkan semua aspek dan unsur. Ketika kita semua bersatu baik eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat serta dunia usaha terlibat, saya yakin upaya perlindungan anak akan berhasil,” ujarnya.
Tamimi juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta dan narsumber yang mengisi materi hari ini.
“Terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu sekalian, semoga upaya Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam mengupayakan perlindungan anak ini menjadi tepat sasaran bersama narsumber yang ahli di bidangnya, serta dengan dukungan para peserta seluruhnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Dede Lina Lindayanti selaku Kepala DPPKBPPPA Bangka Tengah menerangkan bahwa rakor ini bertujuan untuk mencegah kasus kekerasan anak di Bangka Tengah semakin meningkat, mengingat adanya pemunculan kasus secara nasional.
“Kita dengan segala keterbatasan kondisi keuangan daerah ini tetap berupaya melakukan penyebarluasan informasi ke berbagai pihak, seperti sekolah dan unsur-unsur pemerintahan desa atau kecamatan. Untuk itu, kami berharap agar seluruh mitra mau bekerja sama untuk mengusahakan hal ini dengan caranya masing-masing sehingga informasi yang sudah disampaikan tidak terputus begitu saja,” ujar Dede.
Materi-materi yang dibawakan para narasumber terasa padat dan bermanfaat hingga peserta larut menyelami data demi data. Dari masing-masing pemateri disampaikan berbagai macam kondisi yang bisa melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak. Acara pun diakhiri dengan tanya jawab dan menjabarkan aspirasi dari berbagai sisi pemangku kepentingan yang hadir.
Narasumber yang diundang pada kesempatan ini yakni dr. Kevin Sulay Wijaya, Sp.KJ, MM, selaku psikiater dari RSUD Abu Hanifah membawakan materi kesehatan mental terkait dengan kondisi biologi dan psikologis, dan Dr. Joko Triyadi, SE, M.Si. selaku Kepala Bappelitbangda memaparkan data evaluasi program perlindungan anak di Bangka Tengah, sementara itu ilmuwan Putra Pratama Saputra, M.Ps.Sp., yang merupakan Dosen Sosiologi dari Universitas Bangka Belitung membawakan materi tentang bagaimana deteksi dini perilaku penyimpangan sosial pada anak, termasuk pemicunya secara sosial.*