Kace, Bangka – Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, hingga kini belum terbebas dari fenomena banjir.
Meski tak separah sebelumnya, di tiap musim penghujan, kota yang memiliki luas kurang lebih 104.405 kilometer persegi ini masih terdampar banjir di sejumlah titik.
Seperti Januari 2023 tadi, sebanyak 145 kepala keluarga (KK) atau sekitar 305 jiwa yang mendiami Kampung Opas dan Pasir Putih terkena banjir rob atau banjir pasang air laut setinggi 40 centimeter.
Teranyar, Juni 2023 kemarin, lima kelurahan di kota itu terendam banjir dan genangan air setinggi 50 hingga 80 centimeter, karena curah hujan lebat.
Sejumlah tindakan telah diambil pemerintah kota untuk menanggulangi fenomena ini, termasuk pula Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Bangka Belitung.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak Rp38,4 miliar dikucurkan pemerintah pusat untuk menanggulangi fenomena banjir di ibukota provinsi penghasil timah ini, melalui kegiatan pembangunan kolam retensi pada kolong PDAM Pedindang, yang hingga kini masih dalam tahap pengerjaan.
“Pembangunan kolam retensi ini dalam perhitungan kami dapat membuat resiko yang diakibatkan banjir atau reduksi banjir hingga 30 persen. Artinya dari 100 debit air, 30 nya bisa dikurangi dengan dialihkan ke kolam retensi,” ujar Kepala SNVT PJSA Bangka Belitung, Agus Saputra kepada bekawan.co.id saat disambangi di kantornya di Kace, Jumat (13/10).
Namun, lanjut Agus, bukan berarti dengan pembangunan kolam retensi, banjir di Kota Pangkalpinang langsung seketika menjadi hilang.
“Sifatnya mereduksi, mengurangi. Misalnya air tergenang di Kampung Bintang, biasanya surutnya dalam tempo sejam bisa dikurangi menjadi 30 menit,” ucapnya.
Pria lulusan ITB ini juga menjelaskan, pengendalian banjir itu tidak hanya di sungai, tapi juga di kolam retensi.
Sejumlah kegiatan telah direncanakan untuk menanggulangi banjir di Kota Pangkalpinang.
Seperti pembangunan kolam retensi Pedindang-Terak, Pedindang River Training, Pintu Air Pasut Rangkui dan Tanggul Laut Pasir Padi.
“Dalam hitungannya, kolam retensi Pedindang-Terak itu lebih tinggi reduksinya. Bisa hingga 70 persen. Namun saat ini, masih menunggu pembebasan lahan dari pemerintah daerah untuk kolam retensi Pedindang-Terak,” beber Agus seraya menjelaskan jika kolam retensi Pedindang-Terak luasannya mencapai 18 hektar.
Untuk progres proyek kolong retensi PDAM itu sendiri, pria asal Pangkalan Balai, Banyuasin ini menyebutkan jika saat ini pengerjaan sudah mendekati 70 persen.
“Insha Allah akan selesai tepat waktu. Bulan depan kita akan bongkar jalan untuk membuat saluran air menggunakan box culvert, nanti air sungai bisa dialihkan ke kolam retensi saat debit tinggi,” terangnya seraya menjelaskan pada proyek ini juga dibangun talud pada Sungai Pendindang sepanjang 150 meter pada kedua sisi dinding sungai.
Pembangunan Pengendalian Banjir Kota Pangkalpinang, pekerjaan Kolong PDAM Pedindang dianggarkan sebesar Rp 38,4 milyar, dengan pelaksana pekerjaan PT Bangka Cakra Karya dan Konsultan Supervisi PT Bhawana Prsasta KSO PT Sri Agung Jaya.
Kegiatan yang bersumber dana dari SBSN, tahun anggaran 2023 dikucurkan melalui Kementerian PUPR RI, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Bangka Belitung. (lew)