BEKAWAN.CO.ID, KOBA – Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah memberikan bantuan sembako serta uang tunai kepada lima warga Bangka Tengah yang menjadi pekerja migran non prosedural di Myanmar. Pemberian bantuan ini diberikan langsung oleh Algafry Rahman selaku Bupati Bangka Tengah di Ruang Rapat VIP Bupati Bangka Tengah, Rabu (25/03/2025).
Sebelumnya diketahui, sebanyak 76 pekerja asal Bangka Belitung nekat mengadu nasib di luar negeri untuk mengubah perekonomian keluarganya. Pada Jumat (21/03/2025) kemarin, 76 pekerja tersebut menjejakkan kakinya kembali di Bangka Belitung, dan lima diantaranya adalah warga Bangka Tengah.
Dikatakan Algafry, pertemuan dengan para pekerja migran non prosedural yang didampingi keluarganya ini sebagai bentuk kehadiran, kepedulian, serta silaturahmi dari Pemerintah untuk masyarakatnya.
“Alhamdulillah, kita bisa bersilaturahmi dengan warga Bangka Tengah yang menjadi korban sekaligus mendengarkan alasan serta kisah mereka yang terjadi di Myanmar,” kata Algafry didampingi Kepala DPMPTK Bangka Tengah, Kepala Dinsos-PMD Bangka Tengah dan Ketua BAZNAS Bangka Tengah.
Bupati Bangka Tengah mengatakan pemerintah daerah akan berusaha terus hadir dan mencari solusi bagi para pekerja tersebut. Dilanjutkannya, ia juga menghimbau kepada masyarakat Bangka Tengah baik itu anak maupun orangtua agar tidak tergiur dengan iming-iming serta informasi yang tidak jelas.
“Kami selaku Pemerintah Daerah, berusaha mencari solusi ke depan juga bagi mereka agar bisa meningkatkan kompetensi diri seperti dengan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Babel,” terangnya.
Algafry juga menyampaikan jika ada keinginan untuk bekerja diluar negeri, ada wadah yang bisa menampung kesiapan, persiapan melalui pembekalan-pembekalan sekaligus pengantaran.
“Informasi yang saya dapatkan, hari ini ada beberapa masyarakat Bangka Tengah yang berangkat ke Turki didampingi oleh DPMPTK Bangka Tengah,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan masih ada lima pekerja migran non prosedural asal Bangka Tengah lain yang belum pulang ke Indonesia dan pemerintah daerah siap membantu kepulangan mereka.
“Untuk lima orang yang belum pulang, kami sudah menghubungi pihak orang tua dan masih menunggu informasi dari anak-anak mereka. Kami tetap siap untuk membantu dan mendukung ke lima orang tersebut yang mau kembali ke Indonesia,” tutur Algafry.
Sementara itu, berawal dari ajakan serta diimingi gaji yang lumayan besar menjadi alasan dari warga Bangka Tengah yang menjadi pekerja migran non prosedural di Myanmar. Hal tersebut diungkapkan Ridal Ramadani (28) warga Padang Mulia yang menjadi salah satu korban ketika ditemui.
“Selain ajakan dan gaji yang lumayan besar, proses pergi kesana itu gratis mulai dari transportasi, biaya makan hingga penginapan, semuanya ditanggung dan perbandingannya dengan gaji di daerah kita, bekerja 5 – 6 bulan pun belum tentu bisa mendapat gaji sebesar itu,” kata Ridal.
Ia juga mengaku hanya bisa bersyukur karena bisa kembali pulang ke rumah dikarenakan tekanan dan pekerjaan yang tidak baik selama di sana yakni sebagai scammer serta perjudian online. Ia pun berpesan kepada masyarakat lainnya agar kejadikan ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran.
“Perasaan bisa kembali ke sini itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, hanya bisa bersyukur, karena bagi kami disana diibaratkan seperti hidup dan mati. Dan buat kami pribadi serta masyarakat lainnya ini jadi pembelajaran yang sangat berharga sehingga jika mau keluar negeri dengan iming-iming pekerjaan atau gaji yang besar, lebih baik cari informasi lebih lanjut dan resmi. Cukup kami saja yang sudah tertipu dan mengadu nasib seperti ini,” terangnya.
Tak hanya itu, Ridal juga mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan dan kepedulian yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah Bangka Tengah.