BEKAWAN.CO.ID, PANGKALPINANG – Hari ini, PT Timah Tbk dipanggil oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terkait rencana penambangan di Perairan Laut Desa Batu Beriga, Kabupaten Bangka Tengah.
Pemanggilan tersebut dilakukan setelah muncul penolakan keras dari masyarakat setempat yang menentang rencana eksploitasi sumber daya alam di wilayah mereka.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Tim Media Jober pada Kamis (18/10/2024), meskipun saat ini gelombang protes terus bergejolak, PT Timah tetap berkomitmen melanjutkan rencana penurunan Ponton Isap Produksi (PIP) yang dijadwalkan pada 22 hingga 24 Oktober 2024. Setiap CV mitra PT Timah telah menyiapkan lima ponton per unit untuk dioperasikan, dengan batasan tidak boleh melebihi jumlah tersebut. Operasi PIP akan berlangsung mulai pukul 07.30 hingga 17.00 WIB, dan pekerja dilarang bermalam di ponton demi alasan keselamatan dan efisiensi.
Meskipun persiapan teknis ini telah berjalan, suara masyarakat yang menolak penambangan tetap lantang terdengar. Warga Desa Batu Beriga merasa khawatir dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan timah di perairan mereka. Mereka menegaskan bahwa sumber daya laut merupakan mata pencaharian utama, dan kerusakan yang mungkin terjadi akan mengancam kelangsungan hidup komunitas setempat.
Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya menyebutkan, pihaknya memanggil PT Timah guna membahas tuntutan Panitia Khusus (Pansus) yang telah dibentuk terkait penolakan dari masyarakat Desa Batu Beriga.
“Panggilan ini bertujuan untuk mendengarkan aspirasi dari semua pihak, termasuk masyarakat, PT Timah, dan komponen terkait lainnya,” ujar Didit saat dikonfirmasi pihak media.
Didit berharap, PT Timah bisa bersikap lebih menghargai proses yang sedang berjalan, khususnya dalam hal menghormati aspirasi masyarakat dan kerja Pansus DPRD.
“Kami harap PT Timah tidak memaksakan diri. Bersabarlah, beri ruang untuk Pansus bekerja dan memberikan rekomendasi. Kita semua harus saling menghargai,” katanya.
Dalam pernyataannya, Didit juga menyatakan keyakinannya bahwa PT Timah akan tetap menjaga kondisi tetap kondusif. Namun, ia tidak menampik adanya kemungkinan keterlibatan pihak ketiga yang memicu ketegangan di lapangan.
“Mungkin ada pihak lain yang mencoba memanaskan situasi, namun PT Timah, saya yakin, akan menjaga stabilitas di lapangan,” katanya.
Dengan situasi yang kian memanas, pertemuan hari ini di DPRD Babel akan menjadi titik krusial dalam menentukan arah kelanjutan rencana penambangan di perairan Laut Batu Beriga. Masyarakat Batu Beriga berharap suara mereka didengar, sementara PT Timah tetap pada posisinya untuk melanjutkan aktivitas tambang yang dianggap penting bagi ekonomi daerah. *