Bekawan.co.id, Bangka Selatan – Dua orang guru dari Sekolah Menengah Atas (SMAN) 1 Simpangrimba, Kecamatan Simpangrimba, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) Provinsi Kepulauan Bangka Babel (Babel) tergabung dalam guru penggerak dari pelbagai sekolah di daerah tersebut.
Ialah Robi Pibra dan Hadiatus Sarifah. Keduanya tergabung bersama 30 orang lainnya sebagai guru penggerak dari jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA/Sederajat. Khusus untuk tingkat SMA/SMK di Negeri Junjung Besaoh, hanya ada delapan orang guru penggerak.
Guru penggerak ini merupakan salah satu aset yang berharga. Dan sekadar diketahui, kedua guru penggerak dari SMAN 1 Simpangrimba tadi pada saat ini sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan 6. Seperti disampaikan Robi Pibra Kamis (9/2).
“Menjadi seorang guru penggerak memang tidak lah mudah, karena ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang guru penggerak agar nantinya bisa di nobatkan sebagai guru penggerak, antara lain mengikuti seleksi administrasi,” ungkapnya.
“Mengikuti seleksi simulasi mengajar dan mengikuti tes wawancara. Setelah dinyatakan lulus seleksi sebagai Calon Guru Penggerak (CGP), maka sebagai calon berhak ikuti PGP dan dibuka oleh Kemendikbud di bawah naungan BGP Babel selama lebih kurang 6 bulan,” katanya.
ia berharap dengan mengikuti kegiatan program guru penggerak ini mampu memberikan terobosan terbaru dalam sistem pembelajaran. Dan mampu mengaktualisasikan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara terkhusus di SMAN 1 Simpangrimba.
Perlu diketahui, Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk jadi pemimpin pembelajaran. Sehingga mereka dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri.
Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Dan berkolaborasi dengan komunitas.
Untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid. Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Program ini juga dibuka sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan mutu endidikan di Indonesia. Satu hal yang dipelajari dan dipahami pada program ini bagaimana guru mampu mengaktualisasikan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Yang pembelajaranya berpihak kepada murid. Guru Penggerak dituntut untuk bisa mengimplementasikan semboyan Ki hadjar Dewantara yang berbunyi : Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madyo Mbangun Korso, Tut Wuri Handayani. Seorang guru di depan menjadi contoh.
Serta teladan yang baik bagi muridnya, di tengah memberikan motivasi kepada murid, di belakang memberikan dorongan kepada muridnya. Guru penggerak hadir sebagai contoh untuk guru lain dalam upaya mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia.(Robi Pibra/Hanxiao)