Example floating
Example floating
Uncategorized

Pendidikan Kewirausahaan di SMA

×

Pendidikan Kewirausahaan di SMA

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN di SMA

Oleh : Aili, S.Pd. Guru Biologi SMAN 1 Namang 

Example 300x600

Pendidikan merupakan bagian dari komponen pembangunan yang menjadi tumpuan dasar dari berbagai cita cita bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa akan memiliki kemampuan untuk menjadi sejahtera, cerdas, serta mampu bersaing ditengah isu globalisasi dan unggul dalam penguasaan inovasi teknologi.

Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia tidak hanya terbatas pada kecerdasan, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains tetapi juga pembangunan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, berkarakter, toleran dan mandiri, bernalar kritis, kreatif dan selalu siap bekerja sama.

Pemerintah telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan warganegaranya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi warga negara yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab semua tantangan zaman yang selalu berubah.

Kewirausahaan adalah kemampuan dan sikap untuk mengidentifikasi, menciptakan, dan mengelola peluang dengan cara yang inovatif dan berorientasi pada tindakan. Ini melibatkan kemampuan untuk mengambil risiko, mengembangkan ide kreatif, dan mengorganisir sumber daya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kewirausahaan melibatkan proses pengambilan keputusan, perencanaan dan tindakan yang berorientasi pada menciptakan dan mengembangkan usaha atau proyeksi yang menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan. Definisi ini menekankan pentingnya sikap proaktif, kreativitas, inisiatif dan kemampuan untuk mengambil resiko dalam memproduksi dan menghadapi peluang bisnis.

Keterserapan lulusan di dunia kerja dapat menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan kualitas hasil belajar. Berdasarkan data BPS untuk jumlah pengangguran terutama untuk jenjang menengah pada februari 2022 bahwa terdapat 2.251.558 tamatan SMA yang menganggur. Sedangkan Tamatan SMK yang menganggur sebanyak 1 876 661. F

enomena diatas dapat terjadi karena sejatinya memang Sekolah Menengah Atas merupakan jenjang pendidikan menengah yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Namun pada kenyataannya tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Biasanya untuk daerah pedesaan tertentu lulusan SMA lebih banyak memilih untuk mencari kerja daripada melanjutkan ke Perguruan tinggi.

Sementara itu, mereka tidak memiliki ketrampilan yang memadai untuk menghadapi tantangan dan persaingan hidup di masyarakat di era globalisasi ini. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam berwirausaha. Pola pikir merekapun biasanya berorientasi untuk menjadi pegawai atau mencari kerja.

Pada dasarnya Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi hal tersebut. Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan kemampuan sumberdaya manusia yang lebih kreatif dan produktif terutama pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Kemendikbud telah menjabarkannya melalui langkah strategis dalam implementasi Kurikulum 2013. Rancangan Kurikulum 2013 merupakan implementasi kecakapan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration dan Communi-cation). Integrasi capaian kemampuan tersebut dirumuskan terutama dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) dalam Kurikulum 2013 meskipun alokasi waktunya masih sedikit yaitu 2 jam pelajaran per pekannya. Prakarya dan kewirausahaan diharapkan dapat memberikan pemahaman dasar  tentang konsep, ketrampilan dan sikap yang diperlukan peserta didik untuk menjadi seorang wirausaha. Peserta didik dapat mempelajari teori dan nilai-nilai kewirausahaan melalui praktik baik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMA juga telah mengadakan kegiatan untuk pengembangan Program Kewirausahaan pada berbagai SMA di Indonesia dan SMAN 1 Namang merupakan salah satu sekolah yang pernah mendapat bantuan dana untuk melaksanakan kegiatan kewirausahaan dari Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2019 lalu. Bagi SMA yang terpilih akan diikutkan dalam kegiatan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Kegiatan FIKSI telah diselenggarakan sebanyak 7 kali sampai dengan tahun. 2022 lalu.

Pada Kurikulum Merdeka yang baru diluncurkan oleh kemendikbud, program kewirausahaan mandapat porsi yang lebih banyak. Disamping tetap ada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) ditambah lagi dengan adanya agenda P5 ( Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Pembelajaran praktis berbasis proyek merupakan salah satu pendekatan yang efektif. Implementasi Kurikulum Merdeka berupa P5 menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.

P5 dilaksanakan dalam bentuk projek dengan mengusung 7 tema untuk SMA dimana salah satu temanya adalah tentang Kewirausahaan. Tema yang lainpun dapat menjadi pendukung terlaksanakan budaya kewirausahaan di SMA. Diakhir pelaksanaan P5 pada setiap tema yang diusung, sekolah biasanya memfasilitasi siswa dengan agenda Unjuk karya. Saat Unjuk Karya ini, siswa memamerkan dan menjual produk yang mereka buat. Diharapkan dari kegiatan unjuk karya ini menjadi sarana untuk mempersiapkan siswa dalam memahami dinamika perekonomian dan memberikan landasan untuk karir berwirausaha di masa depan. Selain itu diharapkan juga peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri serta mulai tergerak dan berani untuk membuka usaha sendiri.

Direktorat Pembinaan SMA menekankan bahwa pendidikan Kewirausahaan di SMA memiliki ciri seperti berikut:

Program kewirausahaan di SMA bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh, sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman, dan keterampilan sebagai wirausahawan.

Program kewirausahaan berorientasi pada perubahan pola pikir dan perilaku peserta didik yaitu Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi yang mampu melihat potensi, mengubahnya menjadi peluang dan kemampuan memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitarnya sehingga terbentuk perilaku inovatif yang berwawasan lingkungan sekitarnya.

Program kewirausahaan yang dikembangkan di SMA diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi/keunggulan lokal.

Pendidikan kewirausahaan dapat juga dilakukan terpadu pada kegiatan ekstrakuri-kuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat membentuk kelompok ekstra kewirausahaan yang dapat mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik dalam berwirausaha.

Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan.

Dengan demikian Pengembangan kewirausahaan dikalangan siswa SMA menjadi semakin penting dalam menghadapi tantangan dan kesempatan di dunia bisnis yang terus berkembang. Memiliki jiwa kewirausahaan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menjadi wirausaha mandiri, tetapi juga melengkapi mereka dengan keterampilan dan sikap yang berharga dalam karir apapun yang mereka pilih.

Daftar Pustaka

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

2. Direktorat Pembinaan SMA. (2019). Bimbingan Tehnis Pengelolaan Program Kewirausahaan di SMA

3. https://www.bps.go.id/i

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *