Pangkalpinang, bekawan.co.id – Dunia pendidikan Provinsi Bangka Belitung kecipratan dana segar.
Sebesar Rp22 miliar dana APBN tahun ini dikucurkan pemerintah pusat ke Direktorat Jenderal Cipta Karya Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Babel.
Dana tersebut untuk melakukan rehabilitasi dan renovasi prasarana sepuluh sekolah dasar (SD) di provinsi itu, yang kondisinya dinilai layak untuk di renovasi.
Tak ayal, kondisi sekolah yang awalnya terlihat kurang perawatan bahkan boleh dibilang memprihatinkan, kini terlihat bak sekolah baru.
“Alhamdulilah pekerjaan kita sudah selesai di bulan 6 (Juni, red) kemarin. Sudah di PHO-kan dan sekolah sudah dipergunakan sebagaimana mestinya,” ujar Sabiludin ST, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, di Pangkalpinang, Selasa (10/10/2023).
Untuk masa pemeliharaan, lanjut Sabiludin, akan berakhir pada Juni 2024 mendatang.
Pria asal Prabumulih yang telah lama menetap di Bangka ini juga mengatakan siap menerima masukan dari masyarakat, bila terdapat kekurangan atas pekerjaan pelaksana pada 10 sekolah.
“Kami siap menerima masukan saran, bila ada yang kurang terus kami benahi,” katanya.
Dibalik suksesnya pekerjaan rehabilitasi dan renovasi sepuluh sekolah tersebut, ternyata ada pengalaman yang cukup menarik yang dialami para pegawai Satker Prasarana Pemukiman Wilayah Babel.
Seperti yang diceritakan Deni Kurbani, ST, salah satu staf Satker Prasarana Pemukiman Wilayah Babel.
“Dalam pekerjaan tersebut kami rutin melakukan peninjauan dan yang paling berkesan pengalamannya saat ke SD 05 Air Gegas, yang berada di Dusun Ketiak Ilir, Bangka Selatan,” ujarnya.
Kata Deni, untuk menuju sekolah filial tersebut, mobil yang mereka kendarai harus berjibaku dengan jalanan tanah yang hancur, lembek seperti bubur.
“Tanahnya gambut bang, sering dilewati truk pengangkut sawit. Hancur jalannya, kayak offroad lah. Setiap meninjau ke sekolah itu, pulang pasti larut malam,” kenangnya.
Bahkan, lanjut Deni, sekolah tersebut sempat batal mendapatkan dana renovasi dari pemerintah daerah setempat, karena kontraktor pelaksana tidak sanggup menempuh medan jalan yang berat.
“Untuk mengangkut material harus menggunakan pikap. Tak jarang pikap terbalik,” kenangnya.
Namun saat pekerjaan rehabilitasi dan renovasi prasarana sekolah tersebut selesai dikerjakan, semua jerih payah dan lelah terasa terbayarkan.
“Alhamdulilah pekerjaan selesai bang. Dan senang rasanya melihat kepuasan dari kepala sekolah maupun guru melihat sekolah mereka seperti baru,” tutur Deni seraya tersenyum.
Proyek Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 1 ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp22.021.759.000.
Proyek ini dikerjakan PT Aiwondeni Permai dengan tanggal kontrak 25 Mei 2022 dan waktu pelaksanaan 330 hari kalender, waktu pemeliharaan 365 hari kalender.
Adapun jumlah unit sekolah dalam proyek tersebut sebanyak 10 sekolah yakni SDN 23 Pangkalpinang, SDN 17 Riau Silip, SDN 24 Mendo Barat, SDN 09 Muntok.
Selanjutnya SDN 05 Simpang Teritip, SDN 13 Air Gegas, SDN 05 Air Gegas, SDN 07 Pulau Besar, SDN 03 Selat Nasik dan terakhir SDN 06 Simpang Rengginang. (lew)