SUNGAILIAT, BEKAWAN.CO.ID – Tanaman lada putih bangka dengan brand white muntok pepper pernah mengharumkan daerah bangka sebagai penghasil bahan bumbu pedas terkenal di dunia. Namun kini komoditi andalan bangka belitung ini seolah lenyap ditekuni masyarakat petani akibat daya tarik barang dagangan lain yang lebih cepat menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Sangat disayangkan lada putih bangka dengan muntok white pepper-nya kini seolah terlupakan akibat banyak petani lada beralih ke tanaman sawit, tambang inkonvensional, dan lainnya karena memenuhi faktor ekonomi termasuk kebutuhan sehari- hari,” ujar Adri, mantan petani lada yang kini beralih menjadi petani sawit,” saat ditemui media ini, Jumat (29/11/24).
Apalagi, kata dia, pupuk yang mahal, junjung, racun hama, upah pekerja, dan lainnya, kalau dibandingkan dengan harga lada putih sekarang yang mencapai Rp 120.000/ kg tidaklah sebanding dengan biaya perawatannya bahkan terkesan untung tipis ataupun merugi.
“Sementara, untuk tanaman lada ini sejak ditanam awal hingga sembilan bulan kedepan buahnya baru bisa panen sehingga cukup menguras biaya produksi, dengan hasil satu rumpun sekitar dibawah setengah kg,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pengaruh iklim cuaca di daerah ini yang terkadang kemarau panjang berakibat cepat kuningnya daun tanaman lada serta pengaruh lainnya yang bisa menghambat tumbuhan tanaman ini, sehingga resiko dari bertanam sahang ini mesti diantisipasi dengan berapa banyak tanaman lada yang mati dibandingkan dengan yang hidup agar tidak terlalu banyak membuat kerugian bagi petani.
“Bagaimanapun, lada putih di bangka pernah berjaya di masa lalu hingga bisa mencapai diatas Rp 200 ribuan per kg dan tentunya memberi keuntungan bagi petani,” katanya. (sas)
“
